Pbinews. Minggu 18 Desember 2022 prodi PBI gelar Drama Show yang dipentaskan oleh para mahasiswa semester 5, yang pada dasarnya pentas drama show ini adalah salah satu MK wajib (Drama in ELT) yang diampu oleh miss Jelita, M.Pd. Tema drama yang di usung yakni The legend of Kemaro island dan The legend of Dewi Sri,The legend of rice dari kampus B dan kampus C. Banyak para tamu undangan dan para dosen yang berkesempatan hadir untuk menyaksikan pentas seni ini.
Serangkaian acara yang diadakan mulai pukul 08.00-12.00 WIB berjalan dengan lancar. Pada sambutan yang pertama disampaikan oleh ketua prodi pendidikan bahasa Inggris yakni Miss Eka Agustina M,Pd memaparkan “Alhamdulillah kita dapat kembali menyelenggarakan drama show pada hari ini, semoga mahasiswa-mahasiswi pendidikan bahasa Inggris senantiasa bergelut dan berinovasi dalam karya-karya seni. Saya bangga bisa hadir dan menyaksikan langsung karena saya juga menunggu-nunggu moment ini, semoga kedepan kakak tingkat yang tampil saat ini menjadi contoh baik bagi adik tingkatnya“.
Kemudian sambutan yang kedua disampaikan oleh Miss Jelita M,Pd selaku dosen pengampu mata kuliah tersebut, beliau menyampaikan bahwa “dalam drama show ini merupakan wadah dan wujud kita untun bebas berekspresi dengan tujuan agar mahasiswa dan mahasiswi dapat lebih mengenal seni dalam menggunakan peran. Begitu juga kami telah menyiapkan drama yang berkaitan dengan Nusantara dimaksudkan bahwa hal ini kami ingin penonton lebih mengenal dan mencintai kisah-kisah cerita Nusantara yang ada di Idonesia.
Penampilan drama yang pertama yakni dari kampus C dengan membawakan tema The legend of Kemaro island yang menceritakan bahwa pada zaman dahulu, datang seorang pangeran dari Negeri Tiongkok, bernama Tan Bun An, ia datang ke Palembang untuk berdagang. Ketika ia meminta izin ke Raja Palembang, ia bertemu dengan putri raja yang bernama Siti Fatimah. Ia langsung jatuh hati, begitu juga dengan Siti Fatimah. Merekapun menjalin kasih dan berniat untuk ke pelaminan. Tan Bun An mengajak sang Siti Fatimah ke daratan Tiongkok untuk melihat orang tua Tan Bun Han. Setelah beberapa waktu, mereka kembali ke Palembang. Bersama mereka disertakan pula tujuh guci yang berisi emas. Sesampai di muara Sungai Musi Tan Bun han ingin melihat hadiah emas di dalam Guci-guci tersebut. Tetapi alangkah kagetnya karena yang dilihat adalah sayuran sawi-sawi asin. Tanpa berpikir panjang ia membuang guci-guci tersebut ke laut, tetapi guci terakhir terjatuh di atas dek dan pecah. Ternyata di dalamnya terdapat emas. Tanpa berpikir panjang lagi ia terjun ke dalam sungai untuk mengambil emas-emas dalam guci yang sudah dibuangnya. Seorang pengawalnya juga ikut terjun untuk membantu, tetapi kedua orang itu tidak kunjung muncul. Siti Fatimah akhirnya menyusul dan terjun juga ke Sungai Musi. Untuk mengenang mereka bertiga dibangunlah sebuah kuil dan makam untuk ketiga orang tersebut.Tan Bun an yang diperankan oleh Ahmad Fauzi Syah semester 5 kampus C dengan gagah dan penuh percaya diri untuk menampilkan aktingnya di depan para penonton,kemudian Mega Maslena yang memerankan Siti Fatimah dengan lemah lembut menjadikan sosok sang Tan Bun An pun terpikat olehnya.Setelah mementaskan drama dilanjutkan dengan dance mush up bersama-sama dengan para penonton yang hadir.
Drama yang kedua dipentaskan oleh semester 5 kampus B yang mengambil Tema “The legend of Dewi Sri,The legend of rice”. Kisah Dewi Sri diawali dari sebuah pertemuan para dewa di khayangan. Saat itu, Batara Guru mencoba memegang mustika sakti milik Batara Narada yang bernama Retna Dumilah. Siapapun yang memiliki mustika itu tidak akan merasa lapar, mengantuk dan basah saat terkena air. Namun tangan Batara Guru tidak kuat memegang mustika sakti tersebut dan terlepas hingga jatuh ke bumi hingga lapis ke tujuh.Dewa Wisnu marah dan memanahkan anak panahnya ke Kala Gumerang hingga lemah tak berdaya. Dalam kondisi tak berdaya itu, Dewi Sri mengutuk Kala Gumerang menjadi babi hutan.
Untuk melindungi diri, sang dewi menitis ke dalam Dewi Darmanastiti, Ratu Makukukan di Kerajaan Medang Kamulan, sedangkan Dewa Wisnu menitis ke Raja Makukuhan.Mendengar kabar bahwa Kala Gumerang dikutuk menjadi babi hutan, Batara Guru geram dan meminta Niken Tiksnawati melayaninya namun ditolak hingga singkatnya, Niken meninggal dunia. Batara Guru sangat sedih saat Niken meninggal dan meminta Batara Narada untuk menguburkannya di bumi.Dari darahnya yang keluar, muncul segala macam hama yang membahayakan padi, seperti wereng, londoh, walah sangit, dan masih banyak lagi. Sedangkan arwah Kala Gumerang merasuki hewan-hewan hama lainnya, seperti tikus sawah, mentek, hingga babi hutan untuk merusak tanaman padi. Namun semuanya dapat dimusnahkan oleh Raja Makukuhan yang merupakan titisan Dewa Wisnu.Namun yang menyita perhatian para penonton yakni pemeran raksasa yang diperankan oleh Kholis Majid karena dengan suara lantang dan tegas ia berhasil menyita perhatian para penonton menjadikan merinding bulu kuduk ketua dia berteriak memerankan sanga raksaksa,kemudian drama di tutup dengan tarian pancing yang di instrukturi oleh Doni Setiawan.
sebelum acara berakhir ada agenda pengumuman undian tiket /kupon menonton drama yang di undi oleh miss Jelita, M,Pd, nomor tiket yang terambil berhak mendapatkan door prize yang sudah disediakan oleh panitia.
Very good